Senin, 09 Januari 2012

Sinopsisi Buku Fiksi dan Nonfiksi


BUKU FIKSI (NOVEL)
Judul                : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Penulis             : Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah (Hamka)
Penerbit           : Bulan Bintang
Diterbitkan       : Tahun  1976
SINOPSI S
                       Cerita dimulai dari seorang pemuda bernama Zainuddin. Ayahnya seorang Minangkabau yang diasingkan  di Makasar, karena membunuh mamaknya yang selalu menggerogoti hartanya. Ayahnya menikah dengan seoarang wanita dari keluarga terpandang di Makasar. Ibunya meninggal beberapa hari setelah melahirkan Zainuddin. Saat dia beranjak remaja. Ayahnya  menyusul ibunya. Jadilah Zainuddin seorang yatim piatu. Dia diasuh oleh pembantunya yang bernama mak Base, dengan  warisan dari ayahanya yang cukup untuk kehidupanya. Dalam waktu yang tidak lama Zainuddin pergi merantau ke negeri Ayahnya di Padang Panjang dengan niatan menuntut ilmu, dengan berat hati pembantunya melepaskan. Saat di Padang Panjang di teruskanya perjalanan ke dusun Batipuh, karena menurut keterangan disanalah negeriayahnya yang asli. Disana dia tidak dianggap sebagai keluarga, karena ibunya bukan dari sana. Zainuddin tinggal di rumah bibinya, dibolehkan tinggal disana juga karena dia memberi uang belanja.
                       Suatu hari Zainuddin melihat seorang gadis yang cantik, lembut bernama Hayati. Zainuddin jatuh hati pada Hayati. Hayati membalas cinta Zainuddin. Walaupun hubungan cinta mereka hanya bisa dilakukan dengan surat menyurat, tapi cukup untuk saling berbagi rasa. Sampai Saat Zainuddin harus pergi ke Padang Panjang karena keberadaanya makin tidak diterima. Hayati melepaskanya dengan sebuah janji untuk setia. Di sebuah kesempatan untuk berkunjung ke Padang Panjang guna menemui Khodijah sahabatnya, Hayati juga sudah membuat janji ketemuan dengan Zainuddin, untuk melihat pacuan kuda. Hayati  yang biasanya berbaju tertutup, oleh Khodijah didandani serba terbuka. Sehingga Aziz kakaknya Khodijah  jatuh hati. Zainuddin sangat kaget melihat perubahan besar pada Hayati. Ditambah lagi hinaan Khodijah tentang penampilan Zainuddin yang serba kuno.
                       Rasa cinta yang mereka bangun selama ini sedikit memudar. Kesempatan ini di manfaatkan Aziz untuk mendekati Hayati. Aziz datang ke kampung Hayati untuk melamar. Padahal beberapa hari sebelumnya, datanglah surat Zainuddin yang isinya juga hendak melamar. Dengan mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobot, lamaran Aziz-lah yang diterima. Hayati menerima saja keputusan itu karena jika menolak dia tidak dianggap sebagai keluarga. Zainuddin yang mendengar kabar itu langsung tidak berdaya, dia sakit parah dan sering nenggigo menyebut nama Hayati. Dokter  yang memeriksa, menyarankan agar dia di pertemukan dengan Hayati. Setelah dikirimi surat, Hayati dan Aziz datang menemui Zainuddin. Ajaib Zainuddin lansung sembuh, tapi ketika sadar dia sangat sedih karena dijari Hayati melingkar sebuah cincin kawin. Bang Muluk, anak ibu kos yang baik hati, dia memberikan nasihat agar melupakan hayati dan mulai berkarya. Mereka pun memutuskan merantau ke Surabaya. Disana Zainuddin menjadi penulis. Roman-romanya yang mengharukan dan romantis sangat laris di pasaran. Namanya terkenal di seluruh nusantara. Aziz memutuskan untuk pindah ke Surabaya bersama Hayati. Hubungan mereka tidak harmonis. Sampai suatu kesempatan mereka mendatangi suatu acara perkumpulan orang-orang Sumatra. Disana mereka bertemu dengan Zainuddin yang saat itu diundang. Zainuddin bersikap biasa seolah tidak pernah cinta mati sama Hayati. Sifat Aziz yang suka  judi dan mabuk-mabukan diketahui oleh Hayati. Hayati semakin menderita saat Aziz bangkrut. Aziz memutuskan untuk mencari kerja di Banyuwangi, sementara Hayati dititipkan ke Zainuddin. Zainuddin masih bersikap seperti tidak perrnah mencintai Hayati. Karena frustasi dan depresi, Aziz bunuh diri. Dia meninggalkan pesan agar Hayati menikah dengan  Zainuddin. Hayati penasaran dengan persaan Zainuddin kepada dia. Sampai dia menemukan lukisan dirinya di ruang kerja Zainuddin. di lukisan itu tertulis “permataku yang hilang”. Muluk menceritakan bahwa sebenarnya Zainuddin masih mencintai Hayati semua roman  karyanya sebenarnya menceritakan tentang Hayati. Zainuddin menyanggah semua yang dikatakan Muluk. Dan mengaku sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi. Hayati diberi uang dan disuruh pulang ke Sumatra. Saat itu Zainuddin tidak dapat mengantarkan ke pelabuhan karena ada urusan di Malang. Di kapal dia sangat gelisah dan terus memandang foto Zainuddin.
                       Pada malam hari saat Hayati sedang tidur, kapal Van der wijck yang di tumpanginya tenggelam di dekat Lamongan. Besoknya Zainuddin mendengar beritanya dan segera menuju Lamongan. Saat itu Hayati sedang kritis, Zainuddin mengungkapkan perasaan sebenarnya kepada Hayati. Hayati tersenyum dan mengatakan ia masih mencitai Zainuddin setelah mengatakan itu Hayati menutup mata untuk selamanya. Zainudddin makin sedih dan depresi. Ia merasa bahwa Hayati meninggal adalah kesalahanya. Zainuddin sering sakit-sakitan dan kurang produktif  lagi dalam menulis roman. Tetapi sebenarnya dia sedang menyelesaikan karya besar. Tidak lama setelah kematian Hayati, Zainuddin meninggal. Karyanya dan dibukukan Zainuddin di makamkan disebelah makam Hayati.
KELEBIHAN:
Ø Kata-kata dalam novel sangat halus dan menyenangkan hati, gaya bahasa, santun, sangat memberi warna dengan adanya syair yang melukiskan keindahan dan kekayaan bahasa pengarang dalam menuangkan idenya, dan kemasan tulisanya sangat menarik hati untuk membaca naskah “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”sampai ke helaian terakhir
Ø Emosi yang dibangun terasa nyata, luapan kemarahan, perasaan sedih, kegembiraan, dan cinta semuanya melebur jadi satu.
KEKURANAGAN:
Ø Penulis tidak menjelaskan watak tokoh dengan baik sehingga pembaca diharuskan menerka-nerka karakter tokoh.
Ø Banyak kesalahan dalam penggunaan tanda petik dua (“…”). Seperti pada kalimat:
…,,ini dia, Daeng”, ujarku. (hal 16)
        Seharusnya tanda petik dua terletak diatas keduanya
Ø Banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan, seperti tanda baca koma, tanda seru, titik dua, dan tanya. Tanda koma, seru, titik dua, dan tanya. Seharusnya ditulis menempel dengan kalimt sebelumnya.
BUKU NON FIKSI (ARTIKEL)
Judul: Sikap Memaafkan dan Manfaatnya bagi Kesehatan
Penulis:Muhammad mukminin

SINOPSIS
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan. Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik.Dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14).
Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu,
Dari Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung, dan sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang. Dan Orang-orang yang diteliti juga menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka.
Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan sebagaimana segala sesuatu lainnya haruslahu untuk mendapatkan ridha Allah. Memaafkan, adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang.

KELEBIHAN:
Ø Gagasan-gagasan yang disampaikan sangat baik, karena dapat menambah wawasan dan kepekaan pikiran pembaca.
Ø Dalam artikel tersebut disertai fakta yang mendukung dan meyakinkan, mendidik, dan menawarkan pemecahan suatu permasalahan.
KEKURANGAN:
Ø Banyak kesalahan dalam penggunaan ejaan, seperti tanda baca koma, tanda seru, titik dua, dan tanya. Tanda koma, seru, titik dua, dan tanya. Seharusnya ditulis menempel dengan kalimatsebelumnya.
Ø Dalam penjelasanya penulis hanya terfokus pada satu pihak (orang beriman) sedangkan pihak yang menjadi perbandingan (orang tidak beriman) tidak dijelaskan secara rinci.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar