KRITIK SASTRA
Anton Wahyudi*
Genre
kritik sastra ada 8, yaitu:
membahas pengarang dan karya tertentu, prinsip-prinsip teoretis adalah implisit dalam analisis atau interpretasi.
Prosedur:
a.
Baca
karya sastra (puisi, prosa, atau drama) !
b.
Analisis
karya sastra (sebagai kritikus)
Alat
analisis: Teori tidak digunakan—teori tidak perlu dinyatakan secara
eksplisit. Oleh karena itu, analisis karya sastra genre ini seolah-olah
tanpa teori.
c.
Sifat
dari Applied Criticism: bisa subjektif atau objektif (laporan pembaca)
d.
Hasil Temuan Akhir: Melalui
kritikus—sastra dianggap baik atau buruk, sastra dianggap memunyai manfaat
besar bagi perkembangan sastra, dan lain-lain.
mengusulkan teori
sastra dan prinsip-prinsip umum mengenai bagaimana pendekatan itu; kriteria
untuk evaluasi muncul.
Prosedur:
a.
Baca
karya sastra (puisi, prosa, atau drama) !
b.
Cari
teori yang sesuai dengan hakikat karya sastra tersebut—tulis secara eksplisit
teori ini (misalnya teori feminisme, teori psikoanalisis Lacan, Strukturalisme,
dan lain-lain)
c.
Analisis
karya sastra tersebut berdasarkan butir-butir dalam teori sastra di atas
d.
Kalau
seandainya satu teori dianggap tidak cukup, maka dapat ditambahkan teori
lain—teori campuran ecletic
e.
Hasil Temuan Akhir: Melalui kritik,
sastra dianggap sesuai dengan teori (relevan)—karya sastra yang dikritik
dianggap bagus. Atau sebaliknya, kritik karya sastra (melalui teori)—[karya
sastra memunyai kelemahan, dan lain-lain].
"menghargai" sebagai respon yang dimunculkan kritikus dari
karya sastra—tentang
"jiwa" dan pengaruh besar
dari sebuah "karya". Artinya, impressionistik menekankan
bagaimana sebuah “karya” memengaruhi pembacanya (kritikus).
Prosedur:
a.
Baca
karya sastra yang bagi kritikus memberi kesan bagus
b.
Analisis
karya sastra tersebut berdasarkan kesan-kesan kritikus terhadap dulce
et utile karya sastra tersebut
c.
Teori
dapat digunakan atau tidak. Namun sebaliknya, sebaiknya gunakan teori (seperti
dalam Theoritical Criticism).
d. Sifat dari Impressionistic
Criticism: memengaruhi pembaca (kritikus)
e.
Applied
Criticism: bisa subjektif atau objektif
f.
Hasil Temuan Akhir: Simpulan—kesan-kesan, pengaruh—[kritikus+KS+teori]
upaya untuk
menganalisis dan menjelaskan efek-efek melalui bentuk dasar dari
"pembedahan": subjek, gaya maupun teknik.—[menilai]—dengan konvensi.
Prosedur:
a.
Baca
karya sastra (puisi, prosa, atau drama) !
b.
Bedah
unsur-unsur karya sastra tersebut (subjeknya, gaya bahasanya, organisasinya,
tekniknya, dan lain-lain—[sesuai dengan hakikat karya sastra tersebut].
c.
Sifat
dari Judicial Criticism: menghakimi dan membedah karya sastra.
d.
Analisis
unsur-unsur yang ada di dalam karya sastra tersebut dengan menggunakan salah
satu teori sastra.
e.
Hasil Temuan Akhir: Simpulan karya
sastra dengan teori yang digunakan.
kritikus berusaha mengevaluasi sastra sebagai imitasi atau representasi kehidupan—[tiruan
dunia/kehidupan manusia]. Kritik sastra mimetik cenderung digunakan untuk
mengukur kemampuan suatu karya sastra dalam menangkap gambaran kehidupan yang
dijadikan sebagai objek.
Catatan:
a.
Konsep Mimetik Plato: Seniman
(sastrawan) tidak akan mampu meniru ralita, karena realita yang ditiru
oleh seniman (sastrawan) hanyalah realita berdasarkan persepsi seniman atau
kepentingan seniman (kepentingan tentang kepercayaan, ideology, dan
lain-lain). Akan tetapi, bukanlah realita dalam arti yang sebenarnya—[oleh
karena itu karya seni adalah palsu, tidak bermanfaat, dan dapat menjerumuskan
pembaca/penikmat seni].
b.
Konsep Mimetik Aristoteles: Seniman
(sastrawan) memang tidak perlu meniru realita sebagaimana adanya—seniman
(satrawan) meniru realita berdasarkan persepsi seniman sendiri, dan
hebatnya karya seni (KS) yang diciptakan oleh seniman (satrawan) ditentukan
oleh unsur (1) creatio (kreativitas dalam menciptakan fiksionalitas),
dan (2) universalia (hal-hal yang universal/umum)—[yang member harapan
baru—[memunyai efek bagi pembaca/penikmat seni].
Prosedur:
a.
Baca
karya sastra !
b.
Analisis
mimetik sastra
c.
Buktikan
bahwa karya sastra tersebut memunyai unsur creatio dan universalia—dulce
et utile.(baca: Teori Kesusastraan Rene Wellak & Austin Warren)
d.
Sifat:
interpretasi, mengaitkan—[Karya Sastra+realita]
e.
Hasil
Temuan Akhir: Simpulan konsep mimetik kritik melalui karya sastra.
memutuskan seberapa
baik hasil
kerja pengarang (melalui KS-nya) mencapai
tujuan (pembaca). Kritik yang
disusun berdasarkan pandangan bahwa sebuah karya sastra diciptakan untuk
mencapai efek-efek tertentu kepada pembacanya, seperti efek kesenangan, estetika, pendidikan, dan sebagainya.
Prosedur:
a.
Baca
karya sastra (puisi, prosa, drama) !
b.
Perhatikan
strategi penulisan pengarang karya sastra tersebut (misalnya; bagaimana
pengarang menciptakan tokoh-tokohnya, menciptakan alurnya, menciptakan konflik
puncaknya, ending ceritanya, dan lain-lain).
c.
Buktikan
bahwa strategi itu berhasil dengan baik—[alasan: karena karya sastranya
benar-benar memang baik]. Atau mungkin sebaliknya, strategi yang digunakan
pengarang tidak berhasil dengan baik—[alasan: karena itu karya sastranya tidak
baik].
d.
Hasil
Temuan Akhir: Penilaian karya sastra (kritikus)
menekankan telaah tentang seberapa baik seorang pengarang bisa menyatakan atau mencurahkan dirinya sendiri, visi-nya, dan perasaan ke dalam wujud sastra.
Kritik—menimbang karya sastra dengan memperlihatkan kemampuan pencurahan,
kesejatian, atau visi penyair yang secara sadar atau tidak sadar bisa tercermin
dalam karyanya.
Prosedur:
a.
Baca
karya sastra (umumnya puisi) !
b.
Analisis
apakah pengarang berhasil mengungkapkan gagasannya dengan kadar ekspresi yang
tinggi (contoh dalam realita: kadar ekspresi bung karno dalam
pidato-pidatonya)—[sifat; memukau pembaca]
c.
Catatan:
kalau kadar ekspresi pengarang bagus, maka karya sastra dianggap bagus,
demikian pula sebaliknya.
8.
TEXTUAL CRITICISM
bertujuan untuk membentuk teks asli yang akurat tidak rusak identik dengan
apa yang dimaksud penulis. Kritik umumnya melibatkan coallting manuskrip dan
versi dicetak, menentukan validitas versi; bersifat menemukan kembali.
Menguraikan naskah tulisan tangan rusak dan tak terbaca, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar