KORUPSI
(
Pramoedya Ananta Toer )
Pada
awalnya korupsi terpaksa dilakukan seorang pegawai kecil yang sudah tua bernama Bakir, yang hidup
bersama istri yang bernama Mariam
dan empat anaknya, Bakri, Bakar, Basir, dan Basiroh. Disebuah rumah, dengan
beberapa kamarnya disewakan,
gara-gara tekanan ekonomi dan inflasi, dan
gaji yang kecil sudah tidak mampu membiayai hidup keluarganya. Kegelisahan terus membayanginya
dan akhirnya terniatlah dalam hati, seperti sudah jamak dimasa ini korupsi.
Korupsi seperti yang dilakukan lebih dulu oleh rekan-rekanya.
Niatan
untuk berkorupsi itu mulai direncanakan. Pagi hari saat akan berangkat kerja,
semangat begitu paras, tapi dalam pikiranya masih tidak mengijinkan dengan
segera. Datanglah kau tekad Bakir berkata dalam hatinya untuk meyakinkan diri
dan memulai semuanya. Ya lambat-lambat
keyakinan itu datang, dan pikiran telah menyuruh untuk mengingat siapa sasaran pertama kali, dan
terlintaslah nama Taoke orang yang menyewa sebagian rumahnya dan sekaligus orang yang sudah berkali-kali berusaha
menyogoknya.Genderang perang dalam dada melantang, Bakir mulai berangkat
bertempur. Di mulainya dengan mengambil dan menjual benda kantor seperti
bungkusan kertas stensil dan dijualnya ketempat penjualan harta curian. Dan
uang duapuluh ribu didapatnya.
Setelah
melakukan itu hidupnya selalu
diselimuti perasaan dan pikiran yang tidak tenang dalam batin. Sesampai dirumah
dikasikanlah uang tadi kepada istrinya. Dari mana uang tadi didapatpun
dipertanyakan. Dari sinilah kebohongan demi kebohongan di mulai, padahal dulu
Bakir adalah seorang yang jujur dan tak pernah merahasiakan segala-galanya yang
bertalian dengan rumah tangganya, termasuk perasaanya
sendiri waktu menghadapi seorang wanita yang begitu cantik Sutijah
Saat
itu Bakir dan istrinya jalan-jalan kepasar sore, Bakir meminta untuk dibelikan
dasi dan semir untuk mendukung penampilanya dalam menjalankan aksinya.
Perubahan banyak terjadi dalam diri Bakir, dan mata istrinya menyinarkan
kecurigaan, dan terus saja istri membuat pertanyaan –pertanyaan seolah hendak
mengorek seluruh apa yang ada dalam hati suaminya, sesampai dirumah istri mengeluarkan
kalimat “Engkau mau korupsi !, tiba-tiba ia menuduh, Bakirpun tidak tahan
lagi meladeni omonganya, dengan diam-diam dia pergi meninggalkan rumahnya.
Dengan
uang pinjaman dari Sirad pembantu setianya, Bakir langsung pergi naik taksi ke
kota pula Maria N.V Thiaw Lie Han dan melakukan transaksi bersama Taoke.
Ternyata nyaman sekali dia sukses sebagai koruptor yang menikmati segala
kemewahan.dengan apa yang di perolehnya terbesitlah dalam hatinya untuk mengawini Sutijah.
Setelah Bakir kembali pulang, Bakir
semakin tidak tahan lagi dengan
sikap istrinya yang terus mencurigainya, kemarahannya yang mula mengendap kini
telah memuncak tanganya melayang dan menempeleng pipi istrinya dan Bakirpun
pergi dari rumah dan tidak kembali lagi kerumah dan menginap dirumah Sutijah
dan dalam kesempatan itu, Kehidupan
baru di mulai Bakir mengajak kawin. Dan besoknya keinginannya selam ini untuk
menikah dengan Sutijahpun terkabulkan.
Sudah
lama ia tidak pergi ke kantor , dan saat ia kembali bekerja, Sirad pemuda yang
sering dibantunya menanyakan akan keberadaanya selama satu minggu tidak
masuk kerja dan ketidak pulanganya selama satu
tahun, suasan di kantor tegang Bakir Mendengar tentang rencana menyusun
untuk memberantas korupsi. Ancaman kehancuran datang, ia telah dicurigai korupsi,dengan melihat
bukti rumah di Bogor, mobil dan hubunganya dengan perusahaan asing. Tetapi ia
tetap saja tidak peduli dan melanjutkan
kegiatanya denan menemui perusahaan nasional untk mejalankan pekerjaanya sbagai
koruptor. Disana dada Bakir berdentaman, kecurigaan soal hidup dan matinya, ia
mendengar direktur perusahaan itu menelpon polisi, cepat-cepat Bakir
mencari-cari akal untuk bisa segera melepaskan diri dari perangkapnya.
Bakir kembali ke rumahnya di Bogor, istana yang tidak
memberi kedamaian batin. Malampun tidak memberi kenyamanan, tiba-tiba Bakir
ingat istri dan anak-anaknya yang setia menemani dalam kesenangan dan
kemiskinan,berbeda dengan Sutijah yang makin lama makin cantik itu pun tidak
bias memberi kebahagiaan lagi, bahkan menjadi biang keladi perasaan duka dan
kemuraman, Bakir telah melihat perubahan Sutijah yang bukan Sutijah yang dulu
tapi dia tetap bertahan mengingat
anaknya yang bernama Rahmah, meskipun Bakir dalam hatinya justru berkeyakinan bukan anaknya melainkan anak
hasil hubungan Sutijah dengan laki-laki lain.
Sampai kejadian Sutijah yang sudah pergi berlibur ke
Bali dan meninggalkan anknya berdua dengan Bapaknya selama 3 bulan dan meminta
untuk dikirimi uang itu terjadi, Bakirpun pergi ke kantor pos mengirimkan uang
yang dimintanya,saat itu Bakir merasa ada yang aneh dengan pegawai yang begitu
lama dalam melayani, dan memang pegawai itu memang lambat, tanpa sepengetahuan
Bakir pegawai tersebut telah memanggil polisi dan tanpa mengetahui duduk
perkaranya bakirpun di tangkap, dan dimasukan kedalam penjara, tempat yang
sudah selayaknya diterima bagi para koruptor..
Dan tiada
diduga-duga istri dan keempat anaknya datang menjenguknya, termasuk juga
Sirad ,mereka semua dating tanpa ada sedikitpun perasaan dendam, mereka datang
untuk memberi semangat kepada Bakir. Dan dari situlah Bakir menyadari dan
menyesal bahwa istri dan anaknyalah yang benar, dan ia telah menjadi korban
hawa nafsunya.